Sunday, February 18, 2018

Memberikan ASI Eksklusif kepada Anak

Sebagai ibu menyusui dan masih bekerja tentunya saya harus siap sedia untuk menyediakan ASIP buat si baby. Saya ingin memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan. Untuk itu, sejak saat usia baby R masih sekitar 2 bulan saya mulai mencari alat memompa asi (alat pumping), yang elektrik maupun yang manual, secara online. Saya membaca ulasan-ulasan para ibu yang sudah memakainya. Ada yang cocok dengan yang elektrik, ada juga yang lebih cocok dengan yang manual karena saat menggunakan yang elektrik terasa sakit. Saya pun galau alias bingung pilih yang mana. Kemudian atas saran teman, saya meminjam alat pumping elektrik dari teman saya yang kebetulan waktu itu sudah tidak dipakai. Pertama kali mau mencobanya saya bingung karena memang baru pertama kali melihatnya, banyak tombol di mesinnya. Saya pun banyak bertanya kepada si empunya alat, dan setelah sekitar setengah jam utak-atik alatnya akhirnya berhasil. Yeaaay, senang sekali rasanya. Dalam waktu hanya 5 menit saya bisa mendapatkan 80ml ASIP, alhamdulillah.

Oya, saya mau cerita sedikit tentang pengalaman waktu memerah manual menggunakan tangan. Ya, sebelumnya saya sudah mencoba memerah pakai tangan. Saat itu pu*ing lagi lecet sedikit, tapi walaupun sedikit sakitnya masya Allah, jadi saya berinisiatif memerah dulu baru diminumkan ke baby R pakai sendok. Memerah menggunakan tangan itu menurut saya perjuangan banget, susah buat saya, harus ekstra sabar. Satu jam saya hanya bisa mendapatkan 40ml, paling banyak 70ml. Saya berpikir apa ada trik khusus ya biar dapat banyak dalam waktu singkat. Saya pun buka youtube mencari video tutorial memerah asi menggunakan tangan. Disana banyak sekali tutorial dan rata-rata kok ya gampang banget mereka para ibu itu memerah dan hasilnya banyak. Saya pun mempraktikkannya tapi tetap saja hasilnya nihil. Saya pun pasrah.

Hari ketiga memerah, saya pun demam. Tadinya saya pikir karena kecapekkan, memang waktu itu badan saya rasanya remuk, sakit semua dari kepala sampai kaki, sampai-sampai bangun tidur saja harus dibantu ke posisi duduk dulu baru bisa berdiri. Kemudian saya pergi ke dokter, dan setelah diperiksa ternyata ada yang bengkak di sekitar areola yang menyebabkan saya demam. Semenjak sakit demam itu, saya tidak lagi memerah, biarlah sakit sedikit nanti lama-lama juga sembuh, pikir saya. Benar saja, kurang lebih dua minggu kemudian lecetnya sembuh, alhamdulillah.

Setelah mencoba alat pumping elektrik dan hasilnya memuaskan, saya pun memutuskan untuk membelinya. Tapi sayang harganya lumayan menguras kantong. Saya pun mencari merk yang sama, sama-sama elektrik tapi harga tetap bersahabat. Dan saya pun menemukannya. Ini dia.


Alat ini sudah menemani saya selama beberapa bulan ini menyediakan makanan terbaik untuk bayi saya. Saya pun bisa memberikan ASI eksklusif untuk baby R yang sekarang sudah berumur 10 bulan. Selama menggunakannya tidak pernah ada masalah, selalu lancar jaya. Dalam sekali pumping selama 30 menit biasanya saya menghasilkan 180-220ml. Tidak terlalu banyak memang tapi cukuplah buat bayi saya.

Ketika sedang memperjuangkan ASI eksklusif, sehari saya bisa pumping 2 kali di kantor dan 2 kali di rumah, jadi total 4 kali. Setelah lulus ASI eksklusif, pumping hanya sekali saja di kantor, hanya di kantor. Karena sudah ditambah MPASI jadi nyetok asi nya harian, pumping hari ini buat besok hehe. Begitu seterusnya hingga usia baby R menginjak 10 bulan.

Sekitar seminggu yang lalu saya mulai stop pumping di kantor. Alasan utamanya ya karena produksi sudah menipis hehe. Kalau biasanya saya pumping siang hari setelah jam makan siang, sekarang jam segitu produksi baru setengah, jadi saya biarkan saja sampai pulang baru pumping di rumah.

Memang ASI adalah makanan terbaik untuk bayi baru lahir sampai usia 6 bulan. ASI adalah hak setiap bayi, maka sudah kewajiban kita sebagai ibu untuk memberikannya. Tetapi jika kita tidak bisa memberikannya karena faktor internal maupun eksternal, bukan berarti kita gagal menjadi seorang ibu bukan? Karena menjadi ibu bukan hanya sekedar saat melahirkan dan memberikan ASI saja, tetapi menjadi ibu adalah sebuah perjalanan panjang, dan memberikan ASI adalah awal perjalanan, bukanlah keseluruhan hidup.


Sumber : pengalaman pribadi dan saliha.id

No comments:

Post a Comment

Reuni plus Family Trip - Klaten Part II

Di hari kedua, kami terlihat lebih kompak karena menggunakan baju yang sama. Yup, panitia sudah menyiapkan baju seragam buat kita semua. Ol...