Sunday, January 28, 2018

Waspadai Penyakit 'Tua' Memasuki Kepala Tiga

Sejak sebulan terakhir kaki saya sering terasa sakit, terutama bagian pergelangan kaki sampai telapak kaki. Pertama kali saya merasakan sakit ketika bangun tidur. Hari itu tanggal 22 Desember 2017, tiba-tiba saja waktu menapakkan kaki ke lantai langsung terasa sakit di kedua pergelangan kaki. Saya pun harus pelan-pelan saat berjalan.

Tidak hanya kaki, ternyata pergelangan tangan saya pun terasa sakit juga. Alhamdulillah, hanya sebelah kanan saja. Coba kalau kiri juga sakit sudah bisa dipastikan saya tidak bisa melakukan apa-apa dengan leluasa. Menyisir rambut masih bisa dibantu dengan tangan kiri, tapi mengikat rambut tangan kiri saya menyerah. Alhasil karet ikat rambut hanya dimasukkan saja ke rambut tanpa dikencangkan. Untung saya pakai hijab hehe.

Sore harinya saya izin pulang cepat karena mau pergi ke klinik bersama suami, setelah saya kirimkan foto telapak kaki kiri saya yang membengkak. Saya bertemu dengan dokter F, dan beliau bertanya "sempat demam tidak?" , "habis jalan jauh mungkin?", dan semuanya saya jawab tidak. Kemudian saya diminta untuk cek asam urat. Sempat deg-degan juga takutnya memang benar karena asam urat tinggi mengingat umur saya baru menginjak 30 tahun. Saya berpikir, "sudah setua inikah saya?". Setelah hasilnya keluar dokter bilang kalau asam urat saya rendah. Alhamdulillah, ternyata saya belum setua itu hehe. Jadi dokter mendiagnosis saya terkena arthritis atau peradangan sendi, dan beliau pun meresepkan saya beberapa obat nyeri dan bengkak.

Sekali meminum obat dari dokter alhamdulillah langsung membaik. Bengkak terlihat mengempis dan rasa nyeri pun hilang. Setelah itu obat yang seharusnya diminum 3x sehari itu hanya saya minum sekali saja dalam sehari, dan itu juga cuma obat nyeri saja.

Dua hari berikutnya kebetulan saya dan keluarga harus pulang kampung karena ada acara keluarga. Memang sudah direncanakan jauh-jauh hari. Obat-obat pun tidak lupa saya bawa kecuali obat bengkak. Sesampainya di kampung, malam hari, saya masih baik-baik saja, tidak ada rasa nyeri di kaki saya. Namun besoknya rasa nyeri itu muncul. Setelah minum obat, sembuh, tetapi jika efek obatnya sudah habis sakitnya kambuh lagi. Itu yang saya rasakan. Lama kelamaan obat pun habis dan kaki saya bengkak lagi.

Tepat seminggu setelah periksa ke dokter pertama, tanggal 29 Desember 2017, saya pun pergi ke dokter Y untuk kedua kalinya (MasyaAllah dokter ini ganteng banget tapi masih lebih ganteng ayahnya anak-anak kok hehe). Saya bercerita kalau saya sudah pernah diperiksa dengan diagnosis radang sendi. Namun, menurut beliau sakit di kaki saya ini bukan radang sendi melainkan nyeri otot yang agak kritis. Deg! Mendengar kata kritis saya jadi merinding, saya membayangkan hal yang tidak-tidak (Ya Allah jauhkan kami sekeluarga dari segala macam penyakit, aamiin). Dokter pun meresepkan beberapa obat dan salep. Oh ya, waktu diperiksa dokter juga mengecek kadar kolesterol dan gula darah saya, dan alhamdulillah semuanya normal.

Sepulangnya dari dokter saya pun meminum obat dan secara ajaib rasa nyeri nya hilang satu-dua jam kemudian. Kenapa saya bilang ajaib? Karena sudah dua dokter dengan diagnosis berbeda dan dengan obat yang berbeda pula tapi rasa nyeri di kaki saya sama-sama hilang. Haha, entahlah cuma dokter dan Allah yang tahu, sebagai pasien saya tahunya cuma ingin sembuh hehe. Tapi sayangnya, lagi-lagi setelah efek obatnya habis sakitnya kambuh lagi, sampai obatnya habis dan rasa sakit itupun datang lagi.

Tanggal 3 Januari 2018, saya sudah berada di Jakarta lagi, saya kembali ke klinik yang sama waktu periksa pertama kali. Di sana saya bertemu dengan dokter W. Kepada dokter W saya bercerita kalau saya sudah pernah periksa dengan dokter F dan cek asam urat saya rendah. Tetapi melihat tanda-tanda sakitnya dan sudah lumayan lama beliau mendiagnosis saya terkena asam urat dan bilang mungkin alatnya lagi error. Haha mungkin saja bisa jadi memang lagi error. Kemudian beliau meresepkan obat nyeri dan obat asam urat tapi obat asam urat ini hanya boleh diminun kalau sudah tidak terasa nyeri dan bengkaknya kempis. Beliau juga menyebutkan jenis-jenis makanan yang tidak boleh dimakan oleh penderita asam urat. Setelah meminum obat-obat itu rasa nyeri hilang tapi bengkaknya masih ada. Sampai beberapa hari tidak hilang juga itu bengkak, hingga akhirnya pergi ke klinik dan meminta obat bengkak yang diresepkan dokter F. Alhamdulillah bengkak hilang.

Selain obat dari dokter, saya juga meminum obat herbal untuk asam urat 2x sehari. Saya merasakan setelah meminumnya rasa nyerinya berkurang, sehingga saya jadi berpikir "oh mungkin memang saya terkena asam urat". Buat saya itu adalah hal yang mengerikan.

Untuk memastikan saya beneran asam urat atau tidak, teman saya menyarankan untuk cek lab. Beberapa hari kemudian, tepatnya tanggal 13 Januari 2018, saya pergi ke puskesmas untuk cek lab. Sebelum dicek saya diperiksa dulu oleh dokter dan beliau bilang itu kemungkinan asam urat. Kemudian beliau memberikan kertas rujukan untuk dibawa ke bagian laboratorium. Setelah diambil sampel darah, saya harus menunggu 1,5 jam untuk mengetahui hasilnya. Saya pun memutuskan pulang terlebih dahulu. Setelah 1,5 jam saya kembali ke puskesmas dan menunggu panggilan. Setelah dipanggil, saya diberi lembar hasil pengecekan. Dengan deg-degan saya buka, ada tabel yang berisi tiga jenis pemeriksaan, yaitu asam urat, kolesterol dan trigliserida, dan ternyata.. ketiganya normal alhamdulillah ya Allah. Dokter pun meralat diagnosis nya, beliau bilang kemungkinan ini hanya peredaran darah kurang lancar. Beliau memyarankan makan buah-buahan dan sayuran yang cukup dan saya diresepkan paracetamol dan vitamin B12.

Ada perasaan bahagia sekaligus bingung, karena masih belum jelas sebenarnya penyakit di kaki saya ini datangnya dari mana? karena apa? Tapi alhamdulillah sejak periksa terakhir di puskesmas kaki saya tidak pernah terasa nyeri yang amat sangat sampai saya susah jalan, hanya nyeri sedikit saja, itu juga bukan di pergelangan kaki melainkan nyeri di bagian kaki yang memerah.

Suatu ketika saya sedang menunggu angkutan umum untuk berangkat kerja, dan kebetulan pas sudah datang angkutannya penuh, jadinya saya berdiri. Awal-awal masih biasa saja. Lama-lama makin capek kok pergelangan kaki agak nyeri ya. Waduh gawat! Lalu saya melihat seorang ibu bersama anaknya hendak turun dari angkutan, saya tidak membuang kesempatan ini. Saya mendekati tempat duduk ibu itu dan begitu ibu tadi sudah berdiri saya langsung menggantikannya. Haha, terima kasih bu 😊.

Keesokan paginya setelah bangun tidur, kaki saya terasa nyeri, lagi. Lalu saya berpikir, apa gara-gara berdiri kelamaan ya kaki jadi nyeri banget? Saya pun meminum obat dari puskesmas dan nyerinya berangsung-angsur hilang.

Sejak itu saya jadi yakin kalau sakit di pergelangan kaki saya itu dikarenakan berdiri terlalu lama. Terus yang di tangan karena apa ya? Hmm entahlah hanya Allah yang tahu 😊. Sekarang saya sudah tidak pernah merasakan nyeri di pergelangan kaki saya, tinggal sakit pada bagian yang kulit yang memerah saja, itupun kalau disentuh baru terasa sakitnya.

Memasuki usia kepala 3 kita harus lebih waspada terhadap segala penyakit yang mungkin saja datang. Walaupun masih terbilang usia muda, tetapi penyakit 'tua' bisa saja tiba-tiba datang mengingat pola makan di zaman sekarang yang kurang terkendali. Oleh karena itu, saya selalu mengingatkan diri sendiri untuk menjaga pola makan hidup sehat dari sekarang. Makan enak bolehlah sekali-kali asalkan ada duitnya πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚, maksudnya asalkan tidak berlebihan. Jangan lupa olahraga sebagai penyeimbang kalori (pengingat untuk diri sendiri juga). Apabila Anda belum pernah cek darah, ada baiknya segera dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan yang lebih akurat, terlebih jika Anda mempunyai (maaf) berat badan berlebih.

Semoga sharing pengalaman pribadi ini bermanfaat. Mari kita hidup sehat dan jangan lupa untuk bahagia 😊.

Monday, January 22, 2018

10 Tanda-tanda Bayi akan Tumbuh Gigi


Sudah dua malam ini baby R susah sekali mau tidur. Menangis saja meskipun sudah nenen, tidak seperti biasanya. Ternyata setelah saya perhatikan gusi atasnya terlihat akan tumbuh gigi. Senang rasanya baby R akan tumbuh gigi atas, tapi kasihan juga melihatnya menangis sambil menggigit jarinya.

Setelah hampir satu bulan gigi bagian bawah muncul, kini gigi atasnya sudah menunjukkan tanda-tanda. Nah, sebenarnya apa saja sih tanda-tanda bayi akan tumbuh gigi? Berikut adalah 10 tanda gigi bayi akan tumbuh dari hellosehat.com.
1. Mengiler

Ketika gigi pertama akan tumbuh, produksi air liur bayi lebih banyak dari biasanya, sehingga bayi akan lebih mudah mengiler. Beberapa bayi bahkan mengalami ruam di sekitar mulut, dagu, dan leher karena terkena air liurnya.

Ini juga terjadi pada baby R. Saya selalu sedia kain lembut dan tisu untuk mengusap air liurnya. Jika air liurnya terlalu banyak bisa menggunakan celemek khusus bayi yang mudah menyerap air agar bajunya tidak basah.

2. Batuk atau muntah

Alhamdulillah baby R tidak mengalami batuk maupun muntah. Tetapi menurut hellosehat.com bayi belum benar-benar bisa mengendalikan semua otot dan saraf di dalam mulut dan tenggorokannya. Karena di dalam mulut bayi terdapat banyak air liur, bayi akan beresiko tersedak ketika berusaha menelan yang biasanya ditandai dengan batuk dan muntah.

3. Menangis

Beberapa hari ini baby R menangis yang kadang disertai dengan bergumam tiap kali mau bobok malam. Menangis yang susah untuk saya 'tangani' padahal sudah nenen tapi tetap saja menangis. Di saat seperti ini biasanya si baby akan nyaman digendong neneknya, pun saat terbangun di malam hari dan tidak bisa tidur lagi dia akan mencari neneknya.

Di dalam artikel disebutkan bahwa bayi menangis dan bergumam karena gusi dan mulutnya terasa tidak nyaman. Apalagi memang sekarang bakal calon gigi baby R ini sudah keliatan di dalam gusinya yang menebal, mungkin itu membuat gusinya sakit. Disebutkan juga bahwa teether yang sudah didinginkan (di kulkas) bisa membuat gigi bayi nyaman saat menggigitnya dan juga untuk menghilangkan nyeri. Untuk itu saya belikan teether untuk si baby, tapi ternyata dia tidak suka. Biasanya setiap kali baby R menemukan benda apapun pasti akan dimasukkan ke mulut, tapi waktu diberi teether dia malah membuangnya, kalaupun tidak dibuang hanya digunakan untuj main-main saja. Jadi ya sudahlah terserah si baby aja maunya gimana hehe.

Alternatif lainnya untuk meredakan nyeri yaitu dengan memberikan makanan yang lembut seperti yogurt. Saya belum mencobanya.

4. Suka menggigit

Rasa tidak nyaman yang diakibatkan tekanan dari gusi membuat bayi ingin menggigit benda-benda disekitarnya. Baby R suka sekali menggigit-gigit jarinya apalagi kalau sedang menangis makin gemas dia menggigit. Takut jarinya terluka saya tarik saja jarinya sambil dialihkan perhatiannya ke yang lain misalnya mainan. Jika masih tetap menangis, saya masukkan jari saya, tentunya sudah dibersihkan dulu ya, ke dalam mulutnya. Supaya tidak terlalu sakit, saya lapisi kain kasa. Baby R juga sesekali menggigit waktu sedang nenen. Kalau sudah ada tanda-tanda dia mau menggigit saya langsung petot hidungnya sebelum berakibat fatal hehe.

5. Gusi membengkak

Gusi yang memerah dan membengkak adalah hal yang wajar bagi bayi yang giginya akan tumbuh. Alhamdulillah baby R tidak mengalaminya. Di dalam artikel dijelaskan, jika gusi yang bengkak masih bisa dijangkau, kita bisa memberikan pijatan ringan di gusinya dengan jari kita yang bersih atau bisa juga dengan kain lembut yang dibasahi dengan air dingin.

6. Sering bangun di malam hari

Rasa tidak nyaman yang diderita si baby karena rasa sakit atau gatal pada gusinya dapat menyebabkan tidurnya kurang nyenyak.
Ini juga yang dialami baby R. Biasanya baby R terbangun untuk nenen setiap 2 atau 3 jam, tetapi sekarang dia jadi sering terbangun dan menangis.

7. Susah makan

Karena mulutnya terasa tidak nyaman, wajar saja jika bayi kehilangan nafsu makan. Mungkin hal ini terjadi pada beberapa bayi, tapi alhamdulillah baby R tetap lahap makannya.

8. Menarik-narik telinga atau menggaruk pipi

Bayi akan mulai menarik-narik telinganya atau menggaruk pipinya ketika giginya mau tumbuh. Ini karena gusi terasa sedikit gatak dan tidak nyaman, sedangkan si baby tidak bisa menjangkau ke bagian gusi tersebut. Supaya tidak lecet, alihkan perhatian si baby dengan mengajaknya bermain. Biasanya baby R saya ajak bernyanyi sambil tepuk tangan. Tetapi kebiasaan ini juga terjadi saat si baby sedang tertidur. Untuk itu perlu untuk selalu memotong kuku si baby kalau sudah terlihat panjang.

9. Demam

Baby R mengalami demam ringan saat akan tumbuh gigi pertama bagian bawah. Alhamdulillah hanya sehari saja demamnya sudah sembuh. Menurut hellosehat.com, gusi yang mengalami peradangan cukup serius bisa menyebabkan bayi mengalami demam. Namun biasanya demamnya tidak terlalu tinggi, jadi tidak perlu khawatir. Apabila demam melebihi 38°C ada baiknya kita konsultasikan ke dokter.

10. Memasukkan tangan ke dalam mulut

Untuk meredakan rasa tidak nyaman yang muncul, bayi biasanya memasukkan tangan ke dalam mulutnya. Untuk itu kita perlu menjaga agar tangan dan mainan atau benda-benda di sekitar bayi tetap bersih.
Sejak usia 4 bulan baby R memang sudah suka memasukkan jari tangannya untuk dikenyot. Namun pada saat akan tumbuh gigi, tidak hanya dikenyot tapi juga kadang digigit, mungkin karena rasa gatal di gusinya.

Itulah 10 tanda-tanda bayi akan tumbuh gigi dan sedikit ulasan tentang apa yang dialami oleh baby R. Dari kesepuluh tanda-tanda tersebut ada yang dialami dan ada pula yang tidak dialami baby R. Memang tidak semua bayi sama dalam hal tumbuh kembang. Mereka tumbuh kembang dengan keistimewaannya masing-masing. Bagaimana dengan pengalaman putra-putri Anda tumbuh gigi pertamanya?

Sumber
https://hellosehat.com/parenting/tips-parenting/10-tanda-gigi-bayi-mau-tumbuh/

Monday, January 15, 2018

Puisi: Hujan


Hadirmu sedang dinantikan
Sangat dinantikan
Oleh jiwa-jiwa yang haus akan kehidupan
Di antara mereka yang hidup dengan liar

Lihatlah mereka!
Angkuh, sombong
Bagi mereka aku sudah mati

Kemana saja kau?!
Penat aku menunggu

Aku bagaikan seonggok sampah
Yang tidak berguna

Tak terhitung lagi
Berapa jiwa yang berguguran
Seratus? Seribu?
Entahlah aku tak peduli

Tidak!
Sama sekali tidak!
Bodoh kalau aku benci

Rindu
Ya, aku merindukanmu
Sangat merindukanmu

Kini aku bahagia
Hijau kembali menyelimutiku
Dahaga pun hilang
Bak ditelan bumi

Inilah yang aku impikan
Sejak lama

Hidup berdampingan
Selaras sejalan
Saling berbagi, melengkapi

Meskipun aku tahu
Tak selamanya aku bisa melihatmu
Aku akan tegar dan setia
Menunggumu kembali
Hingga waktuku tiba


*ReySha's Mom*

Sunday, January 14, 2018

Standar Baru


Sejak mempunyai sepeda, si Kakak punya hobi baru, bersepeda. Sudah lumayan lama memang, ya sekitar tiga empat bulanan lah. Pertama kali dibeli itu sepeda beroda empat, dua roda utama dan dua roda bantu. Seminggu atau dua minggu, saya lupa, si Kakak bersepeda masih dengan bantuan roda kecilnya. Kemudian setelah itu dilepas. Ayahnya mengajarinya bersepeda dengan roda dua saja. Tiga hari alhamdulillah sudah lancar dia πŸ€—. Tentu saja diiringi keluhan ayahnya, bengkek πŸ˜‚.

"Hwaaaaaa mamaaaaa sakiiiiit", begitu kira-kira si Kakak kalau menangis habis jatuh dari sepedanya. Hahaha. Oops, kok saya malah ketawa sih 😁. Iya saya suka ketawa kalau lihat Kakak pulang dengan menangis setelah main sepeda. Apalagi kalau bukan karena jatuh dari sepedanya.

Saya teringat saat kecil dulu juga begitu. Waktu itu saya disuruh ibu saya lihat arisan dirumah bu RW siapa yang dapat. Kebetulan jalannya menurun dan belok. Pas belokan itu ada sebuah jembatan kecil yang ada tempat duduknya sepanjang jembatan di sebelah kanan dan kirinya. Waktu berbelok saya hampir menabrak itu tempat duduk jadi saya ngerem mendadak dan BRAKK!!! Menangislah saya di situ, lecet sedikit di lutut dan telapak tangan. Sakitnya sih gak seberapa, tapi malunya itu lho πŸ˜‚. Tapi gara-gara saya jatuh itu, ibu saya lho yang dapat arisan. Waktu saya berpikir kok kebetulan banget ya. Eh ternyata itu adalah kesepakatan ibu-ibu arisan agar saya nggak nangis lagi. Hahaha πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚. Sudah, cukup bernostalgianya.

Sejak roda bantunya dilepas jadi sering saya dengar si Kakak menangis gara-gara jatuh dari sepeda. Saya pikir ya itu biasalah namanya juga anak kecil yang baru bisa naik sepeda. Ya sesekali jatuh gak apa-apalah, supaya dia belajar kalau suatu keberhasilan tidak selamanya mulus dan lancar, kadang juga bisa terjatuh dan sakit. Tapi jangan sampai hal itu membuat kapok untuk belajar lagi.

Karena sudah dilepas roda kecilnya, dan kebetulan pas beli tidak ada standarnya, jadi sepedanya harus disandarkan ke tembok saat diparkir. Tidak jarang juga si Kakak langsung jatuhin ke lantai. Bahkan sering terjatuh saat disandarkan. Ayahnya bilang akan belikan standar besok, waktu itu. Entah karena lupa saking sibuknya atau karena (mungkin) tidak terlalu penting, jadi baru kemarin dibelikan itu standarnya 😁. Iya betul baru kemarin hari sabtu πŸ˜‚. Gak apa-apalah, yang penting bagi Kakak sekarang sepedanya sudah punya standar. Ya, standar baru. Kakak senang ibu pun turut gembiraπŸ˜ƒ.


Thursday, January 4, 2018

Liburan dan Wisata Kuliner Khas Pemalang


Libur tlah tiba
Libur tlah tiba
Hatiiiku gembira
Ya, tahun pelajaran semester pertama 2017 sudah selesai. Itu artinya waktunya libur panjang untuk Kakak. Yeaaay πŸ˜„πŸ˜„. Dan berita bagusnya lagi libur sekolah bertepatan dengan long weekend hari raya Natal. Saya pun bisa liburan juga hihi.

Tidak kami sia-siakan, libur panjang kali ini kami gunakan untuk pulang ke kampung halaman. Sudah hampir 6 bulan ini sejak lebaran kami belum pulang. Kebetulan juga ada acara keluarga di sana. Sangat pas sekali momentumnya. Si Kakak pun tak henti-hentinya bertanya "sekarang tanggal berapa Ma?" setiap hari, karena memang saya sudah memberi tahunya bahwa kita akan pulang tanggal 24. Kakak sangat berantusias setiap kali mau pulang kampung. Rindu sama Mbah Uti dan tantenya, katanya.

Meskipun ada sedikit drama (antri tiketnya Masya Allah 😒, bukan saya sih tapi paksu) sebelum kami berangkat untuk pulang kampung, akhirnya kami sampai juga di kampung halaman tercinta kami ini. Kampung halaman kami berada di kota kecil di antara Tegal dan Pekalongan. Ada yang tahu kota apa itu? Ya benar, Pemalang, kota kecil yang jarang sekali orang tahu tentang keberadaannya. Haha.

Tempat pertama yang ingin kami kunjungi di sini yaitu pantainya, Pantai Widuri. Kurang afdol sepertinya kalau pulang kampung tapi tidak ke pantai. Pergi ke pantai enaknya pagi hari karena suasananya masih adem dan sinar mataharinya pun menyehatkan kan kalo pagi-pagi. Di sana kita bisa makan nasi megono, tempe mendoan dan lotek khas Pemalang sambil menikmati indahnya pemandangan laut. Rasa makanan-makanan itu memang ngangenin.


Malam harinya kita ke alun-alun kota. Di sana waktunya nyenengin anak karena banyak odong-odong dan mainan anak. Di sana kita bisa sekalian wisata kuliner lagi lho. Ada nasi grombyang,lontong dekem, soto tauco, dan mie ayam khas Pemalang. Yang mau minuman hangat, ada juga lho wedang ronde dan sekoteng.

Selain itu, ada lagi makanan yang tidak boleh dilewatkan kalo pulang kampung, yaitu bakmi godhog nya Um Warto yang kebetulan sedesa dengan saya (Desa Bojongnangka). Rasa bakminya belum ada yang bisa ngalahin. Jadi tidak perlu jauh-jauh pergi ke kota kalo mau makan bakmi yang enak πŸ˜‹. Bahkan di Jakarta pun saya belum pernah menemukan bakmi yang rasanya wah 😁.

Mie ayam pemalang, khususnya di desa saya, juga tidak boleh ketinggalan. Menurut saya mie ayamnya itu lain daripada yang lain. Kalo kata orang Pemalang itu mbleketaket kuahnya, agak-agak kental begitu dan mie nya itu besar-besar πŸ˜‹. Sayangnya saya lupa ambil gambar mie ayamnya. Pokoknya maknyuss πŸ˜ƒ.

Oya, ada juga lho kue basah khas Pemalang, yaiu kue kamir arab. Lho kok namanya kamir arab bukan kamir pemalang? Hihi.. iya namanya kamir arab karena yang jual itu kebanyakan tinggal di daerah kampung arab Pemalang 😁. Cocok banget buat oleh-oleh. Ada juga rempeyek kacang hijau yang bisa dibawa buat oleh-oleh. Biasanya saya bawa dua jajanan khas pemalang itu ke Jakarta, tapi kali ini ada satu jajanan yang baru saya tahu ada di kampung saya ini, yaitu kacang ngumpet namanya. Jadi saya bawa ini bersama kue semprong dan peyek kacang tanah.


Rasanya lumayan buat cemilan dan buat nemenin minum kopi atau teh.

Ya itulah sekilas tentang liburan sekaligus wisata kuliner saya dan keluarga di kampung halaman tercinta. Semoga bermanfaat 😊.

Reuni plus Family Trip - Klaten Part II

Di hari kedua, kami terlihat lebih kompak karena menggunakan baju yang sama. Yup, panitia sudah menyiapkan baju seragam buat kita semua. Ol...