Sunday, January 14, 2018
Standar Baru
Sejak mempunyai sepeda, si Kakak punya hobi baru, bersepeda. Sudah lumayan lama memang, ya sekitar tiga empat bulanan lah. Pertama kali dibeli itu sepeda beroda empat, dua roda utama dan dua roda bantu. Seminggu atau dua minggu, saya lupa, si Kakak bersepeda masih dengan bantuan roda kecilnya. Kemudian setelah itu dilepas. Ayahnya mengajarinya bersepeda dengan roda dua saja. Tiga hari alhamdulillah sudah lancar dia π€. Tentu saja diiringi keluhan ayahnya, bengkek π.
"Hwaaaaaa mamaaaaa sakiiiiit", begitu kira-kira si Kakak kalau menangis habis jatuh dari sepedanya. Hahaha. Oops, kok saya malah ketawa sih π. Iya saya suka ketawa kalau lihat Kakak pulang dengan menangis setelah main sepeda. Apalagi kalau bukan karena jatuh dari sepedanya.
Saya teringat saat kecil dulu juga begitu. Waktu itu saya disuruh ibu saya lihat arisan dirumah bu RW siapa yang dapat. Kebetulan jalannya menurun dan belok. Pas belokan itu ada sebuah jembatan kecil yang ada tempat duduknya sepanjang jembatan di sebelah kanan dan kirinya. Waktu berbelok saya hampir menabrak itu tempat duduk jadi saya ngerem mendadak dan BRAKK!!! Menangislah saya di situ, lecet sedikit di lutut dan telapak tangan. Sakitnya sih gak seberapa, tapi malunya itu lho π. Tapi gara-gara saya jatuh itu, ibu saya lho yang dapat arisan. Waktu saya berpikir kok kebetulan banget ya. Eh ternyata itu adalah kesepakatan ibu-ibu arisan agar saya nggak nangis lagi. Hahaha πππ. Sudah, cukup bernostalgianya.
Sejak roda bantunya dilepas jadi sering saya dengar si Kakak menangis gara-gara jatuh dari sepeda. Saya pikir ya itu biasalah namanya juga anak kecil yang baru bisa naik sepeda. Ya sesekali jatuh gak apa-apalah, supaya dia belajar kalau suatu keberhasilan tidak selamanya mulus dan lancar, kadang juga bisa terjatuh dan sakit. Tapi jangan sampai hal itu membuat kapok untuk belajar lagi.
Karena sudah dilepas roda kecilnya, dan kebetulan pas beli tidak ada standarnya, jadi sepedanya harus disandarkan ke tembok saat diparkir. Tidak jarang juga si Kakak langsung jatuhin ke lantai. Bahkan sering terjatuh saat disandarkan. Ayahnya bilang akan belikan standar besok, waktu itu. Entah karena lupa saking sibuknya atau karena (mungkin) tidak terlalu penting, jadi baru kemarin dibelikan itu standarnya π. Iya betul baru kemarin hari sabtu π. Gak apa-apalah, yang penting bagi Kakak sekarang sepedanya sudah punya standar. Ya, standar baru. Kakak senang ibu pun turut gembiraπ.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Reuni plus Family Trip - Klaten Part II
Di hari kedua, kami terlihat lebih kompak karena menggunakan baju yang sama. Yup, panitia sudah menyiapkan baju seragam buat kita semua. Ol...
-
Libur tlah tiba Libur tlah tiba Hatiiiku gembira Ya, tahun pelajaran semester pertama 2017 sudah selesai. Itu artinya waktunya libur pan...
-
IBU Kau adalah ibuku, malaikatku Tidak ada duanya dan tak akan tergantikan Kasih sayangmu tak pernah habis Sinar cintamu tak pernah pa...
No comments:
Post a Comment