Friday, April 13, 2018
Reuni plus Family Trip - Klaten Part II
Di hari kedua, kami terlihat lebih kompak karena menggunakan baju yang sama. Yup, panitia sudah menyiapkan baju seragam buat kita semua. Oleh karena itu, kami tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk berfoto bersama.
Setelah berfoto-foto ria, agenda hari kedua ini yaitu Silang Pandang. Ya, begitulah yang tertulis di rundown acara. Pada kesempatan ini, kami para peserta dipersilakan menceritakan pengalaman ketika dulu pertama kali bergabung dengan kampus tercinta, kampus biru. Sayangnya, baru saja acara ini dimulai saya sudah diberi tahu oleh panitia kalau si baby R sedang menangis. Jadilah saya keluar ruangan untuk waktu yang lumayan lama. Saya baru bisa gabung kembali di sesi kedua, setelah makan siang. Alhamdulillah akhirnya bisa mengikuti sesi kedua hingga selesai.
Selesai acara silang pandang, waktu menunjukkan pukul 15.00, dan panitia menginstruksikan kepada kita untuk siap-siap karena akan berangkat menuju Malioboro, Jogja. Tidak lupa kami tunaikan sholat ashar terlebih dahulu. Setelah semuanya siap kami pun meluncur ke Malioboro kurang lebih pukul 16.00. Cukup lama juga perjalanannya, kira-kira 1,5 jam hingga bus kami berhenti di parkiran Ngabean (maaf kalau salah nama, lupa hehe). Lalu kami lanjut perjalanan menuju malioboro menggunakan bentor (becak motor). Sebelum ke malioboro kami mampir ke pusat oleh-oleh bakpia pathok yang sudah terkenal enak disana. Saya pun membeli beberapa sekedar untuk oleh-oleh.
Setelah puas membeli bakpia, kita lanjut ke malioboro. Awalnya kami masih berjalan beriringan dengan yang lain, tapi karena lelah sudah menjalar ke seluruh badan, saya dan suami serta anak-anak berjalan pelan-pelan, dan akhirnya berpisahlah dari rombongan. Tidak lama kemudian, kami bertemu dengan kakak senior beserta keluarganya, sewaktu kami sedang duduk-duduk. Kami memutuskan untuk langsung kembali ke parkiran bus saja menggunakan becak. Sesampainya di parkiran dan melihat bus kami tadi, saya seprti melihat rumah sendiri dan ingin cepat-cepat masuk dan beristirahat di dalamnya π. Masya Allah, perjalanan yang luar biasa di malioboro tadi. Sepanjang jalan menggendong bayi, memang bergantian dengan si bapak, tapi tetap saja lelahnya dari ujung kepala sampai kaki.
Kurang lebih setengah jam di dalam bus teman-teman yang lain pun sudah kembali. Kami melanjutkan perjalanan untuk makan malam dan pulang ke hotel.
Keesokan paginya, hari ketiga, adalah hari terakhir acara reuni. Agendanya ialah berkunjung ke rumah Pak Djaetun dan dilanjutkan ke Candi Prambanan. Namun, saya dan keluarga tidak bisa bergabung di agenda kedua karena tiket pesawat kami pukul 11.35. Jadi, agar tidak terburu-buru ke bandara kami memutuskan ke bandara lebih awal. Selesai berkunjung di rumah Bapak, saya sekeluarga berpamitan, lalu kami diantar menuju bandara.
Itulah sekilas tentang perjalanan kami di Klaten dan Jogja selama kurang lebih 3 hari. Sungguh perjalanan yang sangat berkesan, bermanfaat, dan memberikan banyak pengalaman. Semua penat dan lelah terbayar dengan semua apa yang kami dapatkan disana. Kebersamaan, kekeluargaan, dan persaudaraan, semoga akan tetap terjalin hingga nanti bahkan selamanya.
Terima kasih Pak Djaetun, Pak Aang, Pak Yusron, semua panitia, kakak-kakak dan teman-teman alumni kampus kita tercinta, kampus biru, Budi Luhur. Semoga tahun depan kita berjumpa lagi. πππ
Wednesday, March 14, 2018
Reuni plus Family Trip - Klaten part I
Setiap orang pasti suka travelling alias jalan-jalan. Apalagi kalau dibayarin makin semangat deh jalan-jalannya. Kebetulan minggu lalu tepatnya hari jumat sampai minggu, 2-4 Maret 2018, kami sekeluarga (saya, suami, dan anak-anak), berkesempatan pergi ke Klaten Jawa Tengah. Bukan sengaja ingin liburan ke sana, tetapi karena ada suatu acara reuni. Alhamdulillah tiket pulang-pergi untuk saya ditanggung oleh pihak penyelenggara, sedangkan untuk keluarga ditanggung sendiri. Lebih alhamdulillah lagi, biaya hidup disana seperti menginap di hotel dan makan kami sekeluarga semuanya ditanggung oleh pihak penyelenggara juga, kecuali yang tidak berhubungan dengan kegiatan reuni. Kapan lagi bisa jalan-jalan dan gratis ya kan? Hehe.
Travelling bersama anak-anak sebenarnya bukan pertama kali saya lakukan bersama suami. Ini adalah kali kedua, pertama adalah waktu liburan ke Pulau Harapan di Kepulauan Seribu. Tapi waktu itu baru ada kakak, saat itu kakak berusia 3 tahun. Kali ini, setelah hadirnya si baby ganteng, kami berkesempatan travelling bersama ke Klaten dan sekitarnya.
Kami berangkat dengan menggunakan kereta api. Perjalanan kurang lebih memakan waktu 8,5 jam kereta berangkat pukul 22.00 WIB dan sampai di stasiun tujuan, stasiun Klaten, pukul 06.35 WIB. Di sana kami dijemput oleh panitia tidak lama setelah kami tiba di stasiun, langsung menuju ke hotel GP. Sesampainya di hotel, saya registrasi sebagai peserta reuni dan kemudian check in. Kami dipersilakan untuk menikmati hidangan sarapan. Tadinya kamu ingin membersihkan diri dulu karena sudah lepek dan kumal, tapi berhubung sudah dipersilakan sarapan ya kami merasa sungkan untuk menolaknya (padahal emang laper) hehehe.
Setelah sarapan dan membersihkan diri, kami pun istirahat sejenak. Jujur saja, selama perjalanan di kereta kami tidak bisa menikmati mimpi indah seperti biasanya. Ya maklum sih namanya juga sedang di perjalanan hehe. Kami istirahat kira-kira 2-3 jam, lumayan. Anak-anak juga jadi segar kembali. Kemudian jam 13.30 kami dan beberapa teman peserta reuni juga pergi berkeliling ke 3 tempat wisata, yang jaraknya tidak terlalu jauh dari hotel, menggunakan mobil sewa. Memang ini sudah kami rencanakan jauh-jauh hari sebelumnya karena acara reuni baru akan dimulai malam hari nanti, jadi kami putuskan untuk menikmati alam sekitar terlebih dahulu. Kebetulan owner rent car nya adalah teman SMA saya hehe. Terima kasih ya Bu Dian W π.
Tempat pertama yang kami singgahi adalah bukit teletubbies. Tempatnya lumayan menanjak dan berkelok, dan melewati jalan yang tidak terlalu lebar, hanya bisa dilalui minibus saja. Sesampainya disana kami hanya membayar parkir mobil dan biaya masuk seikhlasnya. Tempatnya lumayan untuk sekedar berfoto-foto dan melihat pemandangan dari atas bukit.
Kedua yaitu Tebing Breksi. Di sini pun sama, kami hanya harus membayar parkir mobil san biaya masuk seikhlasnya. Kami hanya berfoto dari bawah saja, tidak naik ke tebingnya karena melihat tebingnya yang begitu tinggi sudah merasa lelah duluan ππ. Ngga ding, tapi karena baby R sudah lelap tertidur, sedangkan kakak minta makan mie goreng, si bapak pun ingin ngopi dulu. Teman-teman yang lain juga sama. Jadilah kita hanya makan, ngopi dan ngobrol santai.
Terakhir yaitu Candi Ijo. Nah, kalau di sini sudah ditentukan biaya masuk sebesar Rp5.000 untum wisatawan lokal, dan Rp10.000 untuk internasional. Dinamakan Candi Ijo mungkin karena bebatuannya yang warnanya mulai berwarna hijau kali ya, ngga tau ding hehe. Di sana kita bisa menikmati pemandangan alam dari atas dan juga hunting sunset. Tapi angin di sana lumayan kencang, harus siap sedia bawa jaket untuk yang bawa anak kecil khususnya bayi, takut masuk angin.Tapi jaket si baby ketinggalan di mobil, jadilah pinjam punya kakak.
Karena hari sudah semakin gelap, kami pun memutuskan untuk pulang. Walaupun tidak dapat sunset tapi rasa lelah kami terbayarkan dengan indahnya pemandangan disana, masyaAllah.
Kami sampai kembali di hotel kurang lebih jam 6 sore, dan kami pun langsung mandi. Setelah semuanya rapih, kami dipersilakan untuk makan malam bersama Tuan Rumah. Setelah makan malam, acara reuni pun dibuka dengan wejangan-wejangan yang sarat pesan dan penuh makna bagi kami semua.
Kerjakan yang kau senangi
Bukan yang kau ingini
Kerjakan dengan sepenuh hati
Rejeki akan datang menghampiri
Itulah sedikit cerita perjalanan kami hari pertama di Klaten. Semoga bermanfaat π.
InsyaAllah akan dilanjutkan cerita hari kedua dan ketiganya ya.. yang pasti tak kalah seru π
Sunday, February 18, 2018
Memberikan ASI Eksklusif kepada Anak
Sebagai ibu menyusui dan masih bekerja tentunya saya harus siap sedia untuk menyediakan ASIP buat si baby. Saya ingin memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan. Untuk itu, sejak saat usia baby R masih sekitar 2 bulan saya mulai mencari alat memompa asi (alat pumping), yang elektrik maupun yang manual, secara online. Saya membaca ulasan-ulasan para ibu yang sudah memakainya. Ada yang cocok dengan yang elektrik, ada juga yang lebih cocok dengan yang manual karena saat menggunakan yang elektrik terasa sakit. Saya pun galau alias bingung pilih yang mana. Kemudian atas saran teman, saya meminjam alat pumping elektrik dari teman saya yang kebetulan waktu itu sudah tidak dipakai. Pertama kali mau mencobanya saya bingung karena memang baru pertama kali melihatnya, banyak tombol di mesinnya. Saya pun banyak bertanya kepada si empunya alat, dan setelah sekitar setengah jam utak-atik alatnya akhirnya berhasil. Yeaaay, senang sekali rasanya. Dalam waktu hanya 5 menit saya bisa mendapatkan 80ml ASIP, alhamdulillah.
Oya, saya mau cerita sedikit tentang pengalaman waktu memerah manual menggunakan tangan. Ya, sebelumnya saya sudah mencoba memerah pakai tangan. Saat itu pu*ing lagi lecet sedikit, tapi walaupun sedikit sakitnya masya Allah, jadi saya berinisiatif memerah dulu baru diminumkan ke baby R pakai sendok. Memerah menggunakan tangan itu menurut saya perjuangan banget, susah buat saya, harus ekstra sabar. Satu jam saya hanya bisa mendapatkan 40ml, paling banyak 70ml. Saya berpikir apa ada trik khusus ya biar dapat banyak dalam waktu singkat. Saya pun buka youtube mencari video tutorial memerah asi menggunakan tangan. Disana banyak sekali tutorial dan rata-rata kok ya gampang banget mereka para ibu itu memerah dan hasilnya banyak. Saya pun mempraktikkannya tapi tetap saja hasilnya nihil. Saya pun pasrah.
Hari ketiga memerah, saya pun demam. Tadinya saya pikir karena kecapekkan, memang waktu itu badan saya rasanya remuk, sakit semua dari kepala sampai kaki, sampai-sampai bangun tidur saja harus dibantu ke posisi duduk dulu baru bisa berdiri. Kemudian saya pergi ke dokter, dan setelah diperiksa ternyata ada yang bengkak di sekitar areola yang menyebabkan saya demam. Semenjak sakit demam itu, saya tidak lagi memerah, biarlah sakit sedikit nanti lama-lama juga sembuh, pikir saya. Benar saja, kurang lebih dua minggu kemudian lecetnya sembuh, alhamdulillah.
Setelah mencoba alat pumping elektrik dan hasilnya memuaskan, saya pun memutuskan untuk membelinya. Tapi sayang harganya lumayan menguras kantong. Saya pun mencari merk yang sama, sama-sama elektrik tapi harga tetap bersahabat. Dan saya pun menemukannya. Ini dia.
Alat ini sudah menemani saya selama beberapa bulan ini menyediakan makanan terbaik untuk bayi saya. Saya pun bisa memberikan ASI eksklusif untuk baby R yang sekarang sudah berumur 10 bulan. Selama menggunakannya tidak pernah ada masalah, selalu lancar jaya. Dalam sekali pumping selama 30 menit biasanya saya menghasilkan 180-220ml. Tidak terlalu banyak memang tapi cukuplah buat bayi saya.
Ketika sedang memperjuangkan ASI eksklusif, sehari saya bisa pumping 2 kali di kantor dan 2 kali di rumah, jadi total 4 kali. Setelah lulus ASI eksklusif, pumping hanya sekali saja di kantor, hanya di kantor. Karena sudah ditambah MPASI jadi nyetok asi nya harian, pumping hari ini buat besok hehe. Begitu seterusnya hingga usia baby R menginjak 10 bulan.
Sekitar seminggu yang lalu saya mulai stop pumping di kantor. Alasan utamanya ya karena produksi sudah menipis hehe. Kalau biasanya saya pumping siang hari setelah jam makan siang, sekarang jam segitu produksi baru setengah, jadi saya biarkan saja sampai pulang baru pumping di rumah.
Memang ASI adalah makanan terbaik untuk bayi baru lahir sampai usia 6 bulan. ASI adalah hak setiap bayi, maka sudah kewajiban kita sebagai ibu untuk memberikannya. Tetapi jika kita tidak bisa memberikannya karena faktor internal maupun eksternal, bukan berarti kita gagal menjadi seorang ibu bukan? Karena menjadi ibu bukan hanya sekedar saat melahirkan dan memberikan ASI saja, tetapi menjadi ibu adalah sebuah perjalanan panjang, dan memberikan ASI adalah awal perjalanan, bukanlah keseluruhan hidup.
Sumber : pengalaman pribadi dan saliha.id
Oya, saya mau cerita sedikit tentang pengalaman waktu memerah manual menggunakan tangan. Ya, sebelumnya saya sudah mencoba memerah pakai tangan. Saat itu pu*ing lagi lecet sedikit, tapi walaupun sedikit sakitnya masya Allah, jadi saya berinisiatif memerah dulu baru diminumkan ke baby R pakai sendok. Memerah menggunakan tangan itu menurut saya perjuangan banget, susah buat saya, harus ekstra sabar. Satu jam saya hanya bisa mendapatkan 40ml, paling banyak 70ml. Saya berpikir apa ada trik khusus ya biar dapat banyak dalam waktu singkat. Saya pun buka youtube mencari video tutorial memerah asi menggunakan tangan. Disana banyak sekali tutorial dan rata-rata kok ya gampang banget mereka para ibu itu memerah dan hasilnya banyak. Saya pun mempraktikkannya tapi tetap saja hasilnya nihil. Saya pun pasrah.
Hari ketiga memerah, saya pun demam. Tadinya saya pikir karena kecapekkan, memang waktu itu badan saya rasanya remuk, sakit semua dari kepala sampai kaki, sampai-sampai bangun tidur saja harus dibantu ke posisi duduk dulu baru bisa berdiri. Kemudian saya pergi ke dokter, dan setelah diperiksa ternyata ada yang bengkak di sekitar areola yang menyebabkan saya demam. Semenjak sakit demam itu, saya tidak lagi memerah, biarlah sakit sedikit nanti lama-lama juga sembuh, pikir saya. Benar saja, kurang lebih dua minggu kemudian lecetnya sembuh, alhamdulillah.
Setelah mencoba alat pumping elektrik dan hasilnya memuaskan, saya pun memutuskan untuk membelinya. Tapi sayang harganya lumayan menguras kantong. Saya pun mencari merk yang sama, sama-sama elektrik tapi harga tetap bersahabat. Dan saya pun menemukannya. Ini dia.
Alat ini sudah menemani saya selama beberapa bulan ini menyediakan makanan terbaik untuk bayi saya. Saya pun bisa memberikan ASI eksklusif untuk baby R yang sekarang sudah berumur 10 bulan. Selama menggunakannya tidak pernah ada masalah, selalu lancar jaya. Dalam sekali pumping selama 30 menit biasanya saya menghasilkan 180-220ml. Tidak terlalu banyak memang tapi cukuplah buat bayi saya.
Ketika sedang memperjuangkan ASI eksklusif, sehari saya bisa pumping 2 kali di kantor dan 2 kali di rumah, jadi total 4 kali. Setelah lulus ASI eksklusif, pumping hanya sekali saja di kantor, hanya di kantor. Karena sudah ditambah MPASI jadi nyetok asi nya harian, pumping hari ini buat besok hehe. Begitu seterusnya hingga usia baby R menginjak 10 bulan.
Sekitar seminggu yang lalu saya mulai stop pumping di kantor. Alasan utamanya ya karena produksi sudah menipis hehe. Kalau biasanya saya pumping siang hari setelah jam makan siang, sekarang jam segitu produksi baru setengah, jadi saya biarkan saja sampai pulang baru pumping di rumah.
Memang ASI adalah makanan terbaik untuk bayi baru lahir sampai usia 6 bulan. ASI adalah hak setiap bayi, maka sudah kewajiban kita sebagai ibu untuk memberikannya. Tetapi jika kita tidak bisa memberikannya karena faktor internal maupun eksternal, bukan berarti kita gagal menjadi seorang ibu bukan? Karena menjadi ibu bukan hanya sekedar saat melahirkan dan memberikan ASI saja, tetapi menjadi ibu adalah sebuah perjalanan panjang, dan memberikan ASI adalah awal perjalanan, bukanlah keseluruhan hidup.
Sumber : pengalaman pribadi dan saliha.id
Friday, February 9, 2018
Aku Baik-baik Saja - Fiksimini
"Aku mohon sama kamu jangan pernah bilang tentang ini sama teman-teman oke? Aku percaya padamu.", ucapnya padaku sambil terbaring di kursi sofa itu. Aku pun bingung harus bagaimana. Tak sanggup aku mendengar semua kenyataan ini. Hanya isak tangis yang keluar dari mulutku.
"Jangan nangis. Aku ga suka kalo dikasihani. Aku bukan orang yang lemah. Percayalah aku pasti bisa melewati semua ini.", dia mengatakan itu untuk menguatkanku. Ah sungguh payah aku ini. Seharusnya aku yang menguatkan dia. Kenapa jadi terbalik seperti ini. "Oke aku ngga akan bilang ke siapa-siapa. Janji.", jawabku.
Dia tersenyum. Manis sekali. Tak lama kemudian dia pun tertidur pulas.
"Jangan nangis. Aku ga suka kalo dikasihani. Aku bukan orang yang lemah. Percayalah aku pasti bisa melewati semua ini.", dia mengatakan itu untuk menguatkanku. Ah sungguh payah aku ini. Seharusnya aku yang menguatkan dia. Kenapa jadi terbalik seperti ini. "Oke aku ngga akan bilang ke siapa-siapa. Janji.", jawabku.
Dia tersenyum. Manis sekali. Tak lama kemudian dia pun tertidur pulas.
Thursday, February 8, 2018
Sepuluh Bulan Kurang Satu Hari - Baby R
Bulan ini baby R akan berusia 10 bulan pada tanggal 9, itu artinya besok tepat 10 bulannya. Wah tidak terasa ya nak dua bulan lagi kamu akan ulang tahun yang pertama. Duh mama udah ngga sabar nih pengen lihat kamu tiup lilin angka 1, udah bisa belum ya dek?? ππ Gapapa kok nanti mama bantu niup kalo belum bisa π.
Di usia baby R sekarang yang sudah 10 bulan kurang satu hari ini, dia itu makin menggemaskan saja, makin aktif makin ga bisa diam maunya jalan-jalan kesana kemari alias minta dititah. Dia juga sudah mulai berkata-kata dan kata pertama yang keluar dari mulutnya adalah "BABA". Huft, kenapa bukan MAMA sih dek? π mungkin gara-gara keseringan main cilukba kali ya. Tiap kali dia minta gendong bilangnya "babababa", mau ambil mainan "babababa", minta keluar rumah "babababa" juga. Hahaha ya namanya juga anak bayi ya kata-kata yang keluar dari mulutnya semua sama π.
Baby R juga sudah mulai pilih-pilih dengan siapa dia mau digendong. Kalau dia lihat ayahnya sudah rapih mau berangkat kerja, merengeklah dia minta ikut. Begitu juga kalau saya mau berangkat kerja. Untuk itu biasanya kami menggendong si baby dulu sebentar sebelum berangkat, dan dengan tatapan sedihnya si baby melihat ke arah kami sampai kami tidak terlihat lagi. (Maafkan mama ya nak, suatu saat pasti mama akan jagain dede full di rumah). Lain lagi ceritanya kalau sudah waktunya makan dan si baby lihat mangkok makannya ada di tangan neneknya langsung deh dia minta gendong sama nenek hihi. Dia memang paling lahap makannya kalau disuapin nenek.
Baby R juga masih rewel di malam hari terkait gigi seri atasnya yang mau tumbuh. Gigi seri atas bagian kiri sudah muncul tapi bagian kanannya belum, dan dia sering menggigit-gigit jarinya kalau lagi nangis. Jika sudah menangis biasanya langsung saya kasih nen, tapi kalau masih menangis juga berarti dia minta digendong neneknya.
Walaupun giginya belum tumbuh sempurna, baby R sudah bisa menggigit biskuit, tentunya masih dalam pengawasan ya soalnya takut tersedak. Biskuitnya juga yang mudah lumer di mulut. Kalau biskuitnya agak keras baru dibantu disuapin setelah biskuit dicelupkan ke dalam air putih.
Baby R juga sudah bisa diajak main petak umpet lho. Kakaknya suka sekali mengajak si baby main petak umpet kalau mamanya sudah pulang kerja atau pas lagi hari libur. Tentu saja si baby harus digendong mamanya hehe. Waktu si baby lagi ngumpet dia diam tidak mengeluarkan suara sedikitpun. Hmm, sepertinya dia sudah tahu caranya main petak umpet π . Dan kalau kakaknya sudah menemukannya atau dia menemukan kakaknya dia tertawa senang π. Lucu banget kamu nak π.
Alhamdulillah, senang rasanya melihatmu tumbuh kembang dengan baik nak. Semoga mama bisa selalu membersamai kamu dan kakak hingga besar nanti aamiin.
Itulah sedikit cerita tentang baby R yang makin aktif, lucu dan menggemaskan di usianya 10 bulan kurang satu hari π. Semoga bermanfaat.
Di usia baby R sekarang yang sudah 10 bulan kurang satu hari ini, dia itu makin menggemaskan saja, makin aktif makin ga bisa diam maunya jalan-jalan kesana kemari alias minta dititah. Dia juga sudah mulai berkata-kata dan kata pertama yang keluar dari mulutnya adalah "BABA". Huft, kenapa bukan MAMA sih dek? π mungkin gara-gara keseringan main cilukba kali ya. Tiap kali dia minta gendong bilangnya "babababa", mau ambil mainan "babababa", minta keluar rumah "babababa" juga. Hahaha ya namanya juga anak bayi ya kata-kata yang keluar dari mulutnya semua sama π.
Baby R juga sudah mulai pilih-pilih dengan siapa dia mau digendong. Kalau dia lihat ayahnya sudah rapih mau berangkat kerja, merengeklah dia minta ikut. Begitu juga kalau saya mau berangkat kerja. Untuk itu biasanya kami menggendong si baby dulu sebentar sebelum berangkat, dan dengan tatapan sedihnya si baby melihat ke arah kami sampai kami tidak terlihat lagi. (Maafkan mama ya nak, suatu saat pasti mama akan jagain dede full di rumah). Lain lagi ceritanya kalau sudah waktunya makan dan si baby lihat mangkok makannya ada di tangan neneknya langsung deh dia minta gendong sama nenek hihi. Dia memang paling lahap makannya kalau disuapin nenek.
Baby R juga masih rewel di malam hari terkait gigi seri atasnya yang mau tumbuh. Gigi seri atas bagian kiri sudah muncul tapi bagian kanannya belum, dan dia sering menggigit-gigit jarinya kalau lagi nangis. Jika sudah menangis biasanya langsung saya kasih nen, tapi kalau masih menangis juga berarti dia minta digendong neneknya.
Walaupun giginya belum tumbuh sempurna, baby R sudah bisa menggigit biskuit, tentunya masih dalam pengawasan ya soalnya takut tersedak. Biskuitnya juga yang mudah lumer di mulut. Kalau biskuitnya agak keras baru dibantu disuapin setelah biskuit dicelupkan ke dalam air putih.
Baby R juga sudah bisa diajak main petak umpet lho. Kakaknya suka sekali mengajak si baby main petak umpet kalau mamanya sudah pulang kerja atau pas lagi hari libur. Tentu saja si baby harus digendong mamanya hehe. Waktu si baby lagi ngumpet dia diam tidak mengeluarkan suara sedikitpun. Hmm, sepertinya dia sudah tahu caranya main petak umpet π . Dan kalau kakaknya sudah menemukannya atau dia menemukan kakaknya dia tertawa senang π. Lucu banget kamu nak π.
Alhamdulillah, senang rasanya melihatmu tumbuh kembang dengan baik nak. Semoga mama bisa selalu membersamai kamu dan kakak hingga besar nanti aamiin.
Itulah sedikit cerita tentang baby R yang makin aktif, lucu dan menggemaskan di usianya 10 bulan kurang satu hari π. Semoga bermanfaat.
Sunday, January 28, 2018
Waspadai Penyakit 'Tua' Memasuki Kepala Tiga
Sejak sebulan terakhir kaki saya sering terasa sakit, terutama bagian pergelangan kaki sampai telapak kaki. Pertama kali saya merasakan sakit ketika bangun tidur. Hari itu tanggal 22 Desember 2017, tiba-tiba saja waktu menapakkan kaki ke lantai langsung terasa sakit di kedua pergelangan kaki. Saya pun harus pelan-pelan saat berjalan.
Tidak hanya kaki, ternyata pergelangan tangan saya pun terasa sakit juga. Alhamdulillah, hanya sebelah kanan saja. Coba kalau kiri juga sakit sudah bisa dipastikan saya tidak bisa melakukan apa-apa dengan leluasa. Menyisir rambut masih bisa dibantu dengan tangan kiri, tapi mengikat rambut tangan kiri saya menyerah. Alhasil karet ikat rambut hanya dimasukkan saja ke rambut tanpa dikencangkan. Untung saya pakai hijab hehe.
Sore harinya saya izin pulang cepat karena mau pergi ke klinik bersama suami, setelah saya kirimkan foto telapak kaki kiri saya yang membengkak. Saya bertemu dengan dokter F, dan beliau bertanya "sempat demam tidak?" , "habis jalan jauh mungkin?", dan semuanya saya jawab tidak. Kemudian saya diminta untuk cek asam urat. Sempat deg-degan juga takutnya memang benar karena asam urat tinggi mengingat umur saya baru menginjak 30 tahun. Saya berpikir, "sudah setua inikah saya?". Setelah hasilnya keluar dokter bilang kalau asam urat saya rendah. Alhamdulillah, ternyata saya belum setua itu hehe. Jadi dokter mendiagnosis saya terkena arthritis atau peradangan sendi, dan beliau pun meresepkan saya beberapa obat nyeri dan bengkak.
Sekali meminum obat dari dokter alhamdulillah langsung membaik. Bengkak terlihat mengempis dan rasa nyeri pun hilang. Setelah itu obat yang seharusnya diminum 3x sehari itu hanya saya minum sekali saja dalam sehari, dan itu juga cuma obat nyeri saja.
Dua hari berikutnya kebetulan saya dan keluarga harus pulang kampung karena ada acara keluarga. Memang sudah direncanakan jauh-jauh hari. Obat-obat pun tidak lupa saya bawa kecuali obat bengkak. Sesampainya di kampung, malam hari, saya masih baik-baik saja, tidak ada rasa nyeri di kaki saya. Namun besoknya rasa nyeri itu muncul. Setelah minum obat, sembuh, tetapi jika efek obatnya sudah habis sakitnya kambuh lagi. Itu yang saya rasakan. Lama kelamaan obat pun habis dan kaki saya bengkak lagi.
Tepat seminggu setelah periksa ke dokter pertama, tanggal 29 Desember 2017, saya pun pergi ke dokter Y untuk kedua kalinya (MasyaAllah dokter ini ganteng banget tapi masih lebih ganteng ayahnya anak-anak kok hehe). Saya bercerita kalau saya sudah pernah diperiksa dengan diagnosis radang sendi. Namun, menurut beliau sakit di kaki saya ini bukan radang sendi melainkan nyeri otot yang agak kritis. Deg! Mendengar kata kritis saya jadi merinding, saya membayangkan hal yang tidak-tidak (Ya Allah jauhkan kami sekeluarga dari segala macam penyakit, aamiin). Dokter pun meresepkan beberapa obat dan salep. Oh ya, waktu diperiksa dokter juga mengecek kadar kolesterol dan gula darah saya, dan alhamdulillah semuanya normal.
Sepulangnya dari dokter saya pun meminum obat dan secara ajaib rasa nyeri nya hilang satu-dua jam kemudian. Kenapa saya bilang ajaib? Karena sudah dua dokter dengan diagnosis berbeda dan dengan obat yang berbeda pula tapi rasa nyeri di kaki saya sama-sama hilang. Haha, entahlah cuma dokter dan Allah yang tahu, sebagai pasien saya tahunya cuma ingin sembuh hehe. Tapi sayangnya, lagi-lagi setelah efek obatnya habis sakitnya kambuh lagi, sampai obatnya habis dan rasa sakit itupun datang lagi.
Tanggal 3 Januari 2018, saya sudah berada di Jakarta lagi, saya kembali ke klinik yang sama waktu periksa pertama kali. Di sana saya bertemu dengan dokter W. Kepada dokter W saya bercerita kalau saya sudah pernah periksa dengan dokter F dan cek asam urat saya rendah. Tetapi melihat tanda-tanda sakitnya dan sudah lumayan lama beliau mendiagnosis saya terkena asam urat dan bilang mungkin alatnya lagi error. Haha mungkin saja bisa jadi memang lagi error. Kemudian beliau meresepkan obat nyeri dan obat asam urat tapi obat asam urat ini hanya boleh diminun kalau sudah tidak terasa nyeri dan bengkaknya kempis. Beliau juga menyebutkan jenis-jenis makanan yang tidak boleh dimakan oleh penderita asam urat. Setelah meminum obat-obat itu rasa nyeri hilang tapi bengkaknya masih ada. Sampai beberapa hari tidak hilang juga itu bengkak, hingga akhirnya pergi ke klinik dan meminta obat bengkak yang diresepkan dokter F. Alhamdulillah bengkak hilang.
Selain obat dari dokter, saya juga meminum obat herbal untuk asam urat 2x sehari. Saya merasakan setelah meminumnya rasa nyerinya berkurang, sehingga saya jadi berpikir "oh mungkin memang saya terkena asam urat". Buat saya itu adalah hal yang mengerikan.
Untuk memastikan saya beneran asam urat atau tidak, teman saya menyarankan untuk cek lab. Beberapa hari kemudian, tepatnya tanggal 13 Januari 2018, saya pergi ke puskesmas untuk cek lab. Sebelum dicek saya diperiksa dulu oleh dokter dan beliau bilang itu kemungkinan asam urat. Kemudian beliau memberikan kertas rujukan untuk dibawa ke bagian laboratorium. Setelah diambil sampel darah, saya harus menunggu 1,5 jam untuk mengetahui hasilnya. Saya pun memutuskan pulang terlebih dahulu. Setelah 1,5 jam saya kembali ke puskesmas dan menunggu panggilan. Setelah dipanggil, saya diberi lembar hasil pengecekan. Dengan deg-degan saya buka, ada tabel yang berisi tiga jenis pemeriksaan, yaitu asam urat, kolesterol dan trigliserida, dan ternyata.. ketiganya normal alhamdulillah ya Allah. Dokter pun meralat diagnosis nya, beliau bilang kemungkinan ini hanya peredaran darah kurang lancar. Beliau memyarankan makan buah-buahan dan sayuran yang cukup dan saya diresepkan paracetamol dan vitamin B12.
Ada perasaan bahagia sekaligus bingung, karena masih belum jelas sebenarnya penyakit di kaki saya ini datangnya dari mana? karena apa? Tapi alhamdulillah sejak periksa terakhir di puskesmas kaki saya tidak pernah terasa nyeri yang amat sangat sampai saya susah jalan, hanya nyeri sedikit saja, itu juga bukan di pergelangan kaki melainkan nyeri di bagian kaki yang memerah.
Suatu ketika saya sedang menunggu angkutan umum untuk berangkat kerja, dan kebetulan pas sudah datang angkutannya penuh, jadinya saya berdiri. Awal-awal masih biasa saja. Lama-lama makin capek kok pergelangan kaki agak nyeri ya. Waduh gawat! Lalu saya melihat seorang ibu bersama anaknya hendak turun dari angkutan, saya tidak membuang kesempatan ini. Saya mendekati tempat duduk ibu itu dan begitu ibu tadi sudah berdiri saya langsung menggantikannya. Haha, terima kasih bu π.
Keesokan paginya setelah bangun tidur, kaki saya terasa nyeri, lagi. Lalu saya berpikir, apa gara-gara berdiri kelamaan ya kaki jadi nyeri banget? Saya pun meminum obat dari puskesmas dan nyerinya berangsung-angsur hilang.
Sejak itu saya jadi yakin kalau sakit di pergelangan kaki saya itu dikarenakan berdiri terlalu lama. Terus yang di tangan karena apa ya? Hmm entahlah hanya Allah yang tahu π. Sekarang saya sudah tidak pernah merasakan nyeri di pergelangan kaki saya, tinggal sakit pada bagian yang kulit yang memerah saja, itupun kalau disentuh baru terasa sakitnya.
Memasuki usia kepala 3 kita harus lebih waspada terhadap segala penyakit yang mungkin saja datang. Walaupun masih terbilang usia muda, tetapi penyakit 'tua' bisa saja tiba-tiba datang mengingat pola makan di zaman sekarang yang kurang terkendali. Oleh karena itu, saya selalu mengingatkan diri sendiri untuk menjaga pola makan hidup sehat dari sekarang. Makan enak bolehlah sekali-kali asalkan ada duitnya πππ, maksudnya asalkan tidak berlebihan. Jangan lupa olahraga sebagai penyeimbang kalori (pengingat untuk diri sendiri juga). Apabila Anda belum pernah cek darah, ada baiknya segera dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan yang lebih akurat, terlebih jika Anda mempunyai (maaf) berat badan berlebih.
Semoga sharing pengalaman pribadi ini bermanfaat. Mari kita hidup sehat dan jangan lupa untuk bahagia π.
Tidak hanya kaki, ternyata pergelangan tangan saya pun terasa sakit juga. Alhamdulillah, hanya sebelah kanan saja. Coba kalau kiri juga sakit sudah bisa dipastikan saya tidak bisa melakukan apa-apa dengan leluasa. Menyisir rambut masih bisa dibantu dengan tangan kiri, tapi mengikat rambut tangan kiri saya menyerah. Alhasil karet ikat rambut hanya dimasukkan saja ke rambut tanpa dikencangkan. Untung saya pakai hijab hehe.
Sore harinya saya izin pulang cepat karena mau pergi ke klinik bersama suami, setelah saya kirimkan foto telapak kaki kiri saya yang membengkak. Saya bertemu dengan dokter F, dan beliau bertanya "sempat demam tidak?" , "habis jalan jauh mungkin?", dan semuanya saya jawab tidak. Kemudian saya diminta untuk cek asam urat. Sempat deg-degan juga takutnya memang benar karena asam urat tinggi mengingat umur saya baru menginjak 30 tahun. Saya berpikir, "sudah setua inikah saya?". Setelah hasilnya keluar dokter bilang kalau asam urat saya rendah. Alhamdulillah, ternyata saya belum setua itu hehe. Jadi dokter mendiagnosis saya terkena arthritis atau peradangan sendi, dan beliau pun meresepkan saya beberapa obat nyeri dan bengkak.
Sekali meminum obat dari dokter alhamdulillah langsung membaik. Bengkak terlihat mengempis dan rasa nyeri pun hilang. Setelah itu obat yang seharusnya diminum 3x sehari itu hanya saya minum sekali saja dalam sehari, dan itu juga cuma obat nyeri saja.
Dua hari berikutnya kebetulan saya dan keluarga harus pulang kampung karena ada acara keluarga. Memang sudah direncanakan jauh-jauh hari. Obat-obat pun tidak lupa saya bawa kecuali obat bengkak. Sesampainya di kampung, malam hari, saya masih baik-baik saja, tidak ada rasa nyeri di kaki saya. Namun besoknya rasa nyeri itu muncul. Setelah minum obat, sembuh, tetapi jika efek obatnya sudah habis sakitnya kambuh lagi. Itu yang saya rasakan. Lama kelamaan obat pun habis dan kaki saya bengkak lagi.
Tepat seminggu setelah periksa ke dokter pertama, tanggal 29 Desember 2017, saya pun pergi ke dokter Y untuk kedua kalinya (MasyaAllah dokter ini ganteng banget tapi masih lebih ganteng ayahnya anak-anak kok hehe). Saya bercerita kalau saya sudah pernah diperiksa dengan diagnosis radang sendi. Namun, menurut beliau sakit di kaki saya ini bukan radang sendi melainkan nyeri otot yang agak kritis. Deg! Mendengar kata kritis saya jadi merinding, saya membayangkan hal yang tidak-tidak (Ya Allah jauhkan kami sekeluarga dari segala macam penyakit, aamiin). Dokter pun meresepkan beberapa obat dan salep. Oh ya, waktu diperiksa dokter juga mengecek kadar kolesterol dan gula darah saya, dan alhamdulillah semuanya normal.
Sepulangnya dari dokter saya pun meminum obat dan secara ajaib rasa nyeri nya hilang satu-dua jam kemudian. Kenapa saya bilang ajaib? Karena sudah dua dokter dengan diagnosis berbeda dan dengan obat yang berbeda pula tapi rasa nyeri di kaki saya sama-sama hilang. Haha, entahlah cuma dokter dan Allah yang tahu, sebagai pasien saya tahunya cuma ingin sembuh hehe. Tapi sayangnya, lagi-lagi setelah efek obatnya habis sakitnya kambuh lagi, sampai obatnya habis dan rasa sakit itupun datang lagi.
Tanggal 3 Januari 2018, saya sudah berada di Jakarta lagi, saya kembali ke klinik yang sama waktu periksa pertama kali. Di sana saya bertemu dengan dokter W. Kepada dokter W saya bercerita kalau saya sudah pernah periksa dengan dokter F dan cek asam urat saya rendah. Tetapi melihat tanda-tanda sakitnya dan sudah lumayan lama beliau mendiagnosis saya terkena asam urat dan bilang mungkin alatnya lagi error. Haha mungkin saja bisa jadi memang lagi error. Kemudian beliau meresepkan obat nyeri dan obat asam urat tapi obat asam urat ini hanya boleh diminun kalau sudah tidak terasa nyeri dan bengkaknya kempis. Beliau juga menyebutkan jenis-jenis makanan yang tidak boleh dimakan oleh penderita asam urat. Setelah meminum obat-obat itu rasa nyeri hilang tapi bengkaknya masih ada. Sampai beberapa hari tidak hilang juga itu bengkak, hingga akhirnya pergi ke klinik dan meminta obat bengkak yang diresepkan dokter F. Alhamdulillah bengkak hilang.
Selain obat dari dokter, saya juga meminum obat herbal untuk asam urat 2x sehari. Saya merasakan setelah meminumnya rasa nyerinya berkurang, sehingga saya jadi berpikir "oh mungkin memang saya terkena asam urat". Buat saya itu adalah hal yang mengerikan.
Untuk memastikan saya beneran asam urat atau tidak, teman saya menyarankan untuk cek lab. Beberapa hari kemudian, tepatnya tanggal 13 Januari 2018, saya pergi ke puskesmas untuk cek lab. Sebelum dicek saya diperiksa dulu oleh dokter dan beliau bilang itu kemungkinan asam urat. Kemudian beliau memberikan kertas rujukan untuk dibawa ke bagian laboratorium. Setelah diambil sampel darah, saya harus menunggu 1,5 jam untuk mengetahui hasilnya. Saya pun memutuskan pulang terlebih dahulu. Setelah 1,5 jam saya kembali ke puskesmas dan menunggu panggilan. Setelah dipanggil, saya diberi lembar hasil pengecekan. Dengan deg-degan saya buka, ada tabel yang berisi tiga jenis pemeriksaan, yaitu asam urat, kolesterol dan trigliserida, dan ternyata.. ketiganya normal alhamdulillah ya Allah. Dokter pun meralat diagnosis nya, beliau bilang kemungkinan ini hanya peredaran darah kurang lancar. Beliau memyarankan makan buah-buahan dan sayuran yang cukup dan saya diresepkan paracetamol dan vitamin B12.
Ada perasaan bahagia sekaligus bingung, karena masih belum jelas sebenarnya penyakit di kaki saya ini datangnya dari mana? karena apa? Tapi alhamdulillah sejak periksa terakhir di puskesmas kaki saya tidak pernah terasa nyeri yang amat sangat sampai saya susah jalan, hanya nyeri sedikit saja, itu juga bukan di pergelangan kaki melainkan nyeri di bagian kaki yang memerah.
Suatu ketika saya sedang menunggu angkutan umum untuk berangkat kerja, dan kebetulan pas sudah datang angkutannya penuh, jadinya saya berdiri. Awal-awal masih biasa saja. Lama-lama makin capek kok pergelangan kaki agak nyeri ya. Waduh gawat! Lalu saya melihat seorang ibu bersama anaknya hendak turun dari angkutan, saya tidak membuang kesempatan ini. Saya mendekati tempat duduk ibu itu dan begitu ibu tadi sudah berdiri saya langsung menggantikannya. Haha, terima kasih bu π.
Keesokan paginya setelah bangun tidur, kaki saya terasa nyeri, lagi. Lalu saya berpikir, apa gara-gara berdiri kelamaan ya kaki jadi nyeri banget? Saya pun meminum obat dari puskesmas dan nyerinya berangsung-angsur hilang.
Sejak itu saya jadi yakin kalau sakit di pergelangan kaki saya itu dikarenakan berdiri terlalu lama. Terus yang di tangan karena apa ya? Hmm entahlah hanya Allah yang tahu π. Sekarang saya sudah tidak pernah merasakan nyeri di pergelangan kaki saya, tinggal sakit pada bagian yang kulit yang memerah saja, itupun kalau disentuh baru terasa sakitnya.
Memasuki usia kepala 3 kita harus lebih waspada terhadap segala penyakit yang mungkin saja datang. Walaupun masih terbilang usia muda, tetapi penyakit 'tua' bisa saja tiba-tiba datang mengingat pola makan di zaman sekarang yang kurang terkendali. Oleh karena itu, saya selalu mengingatkan diri sendiri untuk menjaga pola makan hidup sehat dari sekarang. Makan enak bolehlah sekali-kali asalkan ada duitnya πππ, maksudnya asalkan tidak berlebihan. Jangan lupa olahraga sebagai penyeimbang kalori (pengingat untuk diri sendiri juga). Apabila Anda belum pernah cek darah, ada baiknya segera dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan yang lebih akurat, terlebih jika Anda mempunyai (maaf) berat badan berlebih.
Semoga sharing pengalaman pribadi ini bermanfaat. Mari kita hidup sehat dan jangan lupa untuk bahagia π.
Monday, January 22, 2018
10 Tanda-tanda Bayi akan Tumbuh Gigi
Sudah dua malam ini baby R susah sekali mau tidur. Menangis saja meskipun sudah nenen, tidak seperti biasanya. Ternyata setelah saya perhatikan gusi atasnya terlihat akan tumbuh gigi. Senang rasanya baby R akan tumbuh gigi atas, tapi kasihan juga melihatnya menangis sambil menggigit jarinya.
Setelah hampir satu bulan gigi bagian bawah muncul, kini gigi atasnya sudah menunjukkan tanda-tanda. Nah, sebenarnya apa saja sih tanda-tanda bayi akan tumbuh gigi? Berikut adalah 10 tanda gigi bayi akan tumbuh dari hellosehat.com.
1. Mengiler
Ketika gigi pertama akan tumbuh, produksi air liur bayi lebih banyak dari biasanya, sehingga bayi akan lebih mudah mengiler. Beberapa bayi bahkan mengalami ruam di sekitar mulut, dagu, dan leher karena terkena air liurnya.
Ini juga terjadi pada baby R. Saya selalu sedia kain lembut dan tisu untuk mengusap air liurnya. Jika air liurnya terlalu banyak bisa menggunakan celemek khusus bayi yang mudah menyerap air agar bajunya tidak basah.
2. Batuk atau muntah
Alhamdulillah baby R tidak mengalami batuk maupun muntah. Tetapi menurut hellosehat.com bayi belum benar-benar bisa mengendalikan semua otot dan saraf di dalam mulut dan tenggorokannya. Karena di dalam mulut bayi terdapat banyak air liur, bayi akan beresiko tersedak ketika berusaha menelan yang biasanya ditandai dengan batuk dan muntah.
3. Menangis
Beberapa hari ini baby R menangis yang kadang disertai dengan bergumam tiap kali mau bobok malam. Menangis yang susah untuk saya 'tangani' padahal sudah nenen tapi tetap saja menangis. Di saat seperti ini biasanya si baby akan nyaman digendong neneknya, pun saat terbangun di malam hari dan tidak bisa tidur lagi dia akan mencari neneknya.
Di dalam artikel disebutkan bahwa bayi menangis dan bergumam karena gusi dan mulutnya terasa tidak nyaman. Apalagi memang sekarang bakal calon gigi baby R ini sudah keliatan di dalam gusinya yang menebal, mungkin itu membuat gusinya sakit. Disebutkan juga bahwa teether yang sudah didinginkan (di kulkas) bisa membuat gigi bayi nyaman saat menggigitnya dan juga untuk menghilangkan nyeri. Untuk itu saya belikan teether untuk si baby, tapi ternyata dia tidak suka. Biasanya setiap kali baby R menemukan benda apapun pasti akan dimasukkan ke mulut, tapi waktu diberi teether dia malah membuangnya, kalaupun tidak dibuang hanya digunakan untuj main-main saja. Jadi ya sudahlah terserah si baby aja maunya gimana hehe.
Alternatif lainnya untuk meredakan nyeri yaitu dengan memberikan makanan yang lembut seperti yogurt. Saya belum mencobanya.
4. Suka menggigit
Rasa tidak nyaman yang diakibatkan tekanan dari gusi membuat bayi ingin menggigit benda-benda disekitarnya. Baby R suka sekali menggigit-gigit jarinya apalagi kalau sedang menangis makin gemas dia menggigit. Takut jarinya terluka saya tarik saja jarinya sambil dialihkan perhatiannya ke yang lain misalnya mainan. Jika masih tetap menangis, saya masukkan jari saya, tentunya sudah dibersihkan dulu ya, ke dalam mulutnya. Supaya tidak terlalu sakit, saya lapisi kain kasa. Baby R juga sesekali menggigit waktu sedang nenen. Kalau sudah ada tanda-tanda dia mau menggigit saya langsung petot hidungnya sebelum berakibat fatal hehe.
5. Gusi membengkak
Gusi yang memerah dan membengkak adalah hal yang wajar bagi bayi yang giginya akan tumbuh. Alhamdulillah baby R tidak mengalaminya. Di dalam artikel dijelaskan, jika gusi yang bengkak masih bisa dijangkau, kita bisa memberikan pijatan ringan di gusinya dengan jari kita yang bersih atau bisa juga dengan kain lembut yang dibasahi dengan air dingin.
6. Sering bangun di malam hari
Rasa tidak nyaman yang diderita si baby karena rasa sakit atau gatal pada gusinya dapat menyebabkan tidurnya kurang nyenyak.
Ini juga yang dialami baby R. Biasanya baby R terbangun untuk nenen setiap 2 atau 3 jam, tetapi sekarang dia jadi sering terbangun dan menangis.
7. Susah makan
Karena mulutnya terasa tidak nyaman, wajar saja jika bayi kehilangan nafsu makan. Mungkin hal ini terjadi pada beberapa bayi, tapi alhamdulillah baby R tetap lahap makannya.
8. Menarik-narik telinga atau menggaruk pipi
Bayi akan mulai menarik-narik telinganya atau menggaruk pipinya ketika giginya mau tumbuh. Ini karena gusi terasa sedikit gatak dan tidak nyaman, sedangkan si baby tidak bisa menjangkau ke bagian gusi tersebut. Supaya tidak lecet, alihkan perhatian si baby dengan mengajaknya bermain. Biasanya baby R saya ajak bernyanyi sambil tepuk tangan. Tetapi kebiasaan ini juga terjadi saat si baby sedang tertidur. Untuk itu perlu untuk selalu memotong kuku si baby kalau sudah terlihat panjang.
9. Demam
Baby R mengalami demam ringan saat akan tumbuh gigi pertama bagian bawah. Alhamdulillah hanya sehari saja demamnya sudah sembuh. Menurut hellosehat.com, gusi yang mengalami peradangan cukup serius bisa menyebabkan bayi mengalami demam. Namun biasanya demamnya tidak terlalu tinggi, jadi tidak perlu khawatir. Apabila demam melebihi 38°C ada baiknya kita konsultasikan ke dokter.
10. Memasukkan tangan ke dalam mulut
Untuk meredakan rasa tidak nyaman yang muncul, bayi biasanya memasukkan tangan ke dalam mulutnya. Untuk itu kita perlu menjaga agar tangan dan mainan atau benda-benda di sekitar bayi tetap bersih.
Sejak usia 4 bulan baby R memang sudah suka memasukkan jari tangannya untuk dikenyot. Namun pada saat akan tumbuh gigi, tidak hanya dikenyot tapi juga kadang digigit, mungkin karena rasa gatal di gusinya.
Itulah 10 tanda-tanda bayi akan tumbuh gigi dan sedikit ulasan tentang apa yang dialami oleh baby R. Dari kesepuluh tanda-tanda tersebut ada yang dialami dan ada pula yang tidak dialami baby R. Memang tidak semua bayi sama dalam hal tumbuh kembang. Mereka tumbuh kembang dengan keistimewaannya masing-masing. Bagaimana dengan pengalaman putra-putri Anda tumbuh gigi pertamanya?
Sumber
https://hellosehat.com/parenting/tips-parenting/10-tanda-gigi-bayi-mau-tumbuh/
Monday, January 15, 2018
Puisi: Hujan
Hadirmu sedang dinantikan
Sangat dinantikan
Oleh jiwa-jiwa yang haus akan kehidupan
Di antara mereka yang hidup dengan liar
Lihatlah mereka!
Angkuh, sombong
Bagi mereka aku sudah mati
Kemana saja kau?!
Penat aku menunggu
Aku bagaikan seonggok sampah
Yang tidak berguna
Tak terhitung lagi
Berapa jiwa yang berguguran
Seratus? Seribu?
Entahlah aku tak peduli
Tidak!
Sama sekali tidak!
Bodoh kalau aku benci
Rindu
Ya, aku merindukanmu
Sangat merindukanmu
Kini aku bahagia
Hijau kembali menyelimutiku
Dahaga pun hilang
Bak ditelan bumi
Inilah yang aku impikan
Sejak lama
Hidup berdampingan
Selaras sejalan
Saling berbagi, melengkapi
Meskipun aku tahu
Tak selamanya aku bisa melihatmu
Aku akan tegar dan setia
Menunggumu kembali
Hingga waktuku tiba
*ReySha's Mom*
Sunday, January 14, 2018
Standar Baru
Sejak mempunyai sepeda, si Kakak punya hobi baru, bersepeda. Sudah lumayan lama memang, ya sekitar tiga empat bulanan lah. Pertama kali dibeli itu sepeda beroda empat, dua roda utama dan dua roda bantu. Seminggu atau dua minggu, saya lupa, si Kakak bersepeda masih dengan bantuan roda kecilnya. Kemudian setelah itu dilepas. Ayahnya mengajarinya bersepeda dengan roda dua saja. Tiga hari alhamdulillah sudah lancar dia π€. Tentu saja diiringi keluhan ayahnya, bengkek π.
"Hwaaaaaa mamaaaaa sakiiiiit", begitu kira-kira si Kakak kalau menangis habis jatuh dari sepedanya. Hahaha. Oops, kok saya malah ketawa sih π. Iya saya suka ketawa kalau lihat Kakak pulang dengan menangis setelah main sepeda. Apalagi kalau bukan karena jatuh dari sepedanya.
Saya teringat saat kecil dulu juga begitu. Waktu itu saya disuruh ibu saya lihat arisan dirumah bu RW siapa yang dapat. Kebetulan jalannya menurun dan belok. Pas belokan itu ada sebuah jembatan kecil yang ada tempat duduknya sepanjang jembatan di sebelah kanan dan kirinya. Waktu berbelok saya hampir menabrak itu tempat duduk jadi saya ngerem mendadak dan BRAKK!!! Menangislah saya di situ, lecet sedikit di lutut dan telapak tangan. Sakitnya sih gak seberapa, tapi malunya itu lho π. Tapi gara-gara saya jatuh itu, ibu saya lho yang dapat arisan. Waktu saya berpikir kok kebetulan banget ya. Eh ternyata itu adalah kesepakatan ibu-ibu arisan agar saya nggak nangis lagi. Hahaha πππ. Sudah, cukup bernostalgianya.
Sejak roda bantunya dilepas jadi sering saya dengar si Kakak menangis gara-gara jatuh dari sepeda. Saya pikir ya itu biasalah namanya juga anak kecil yang baru bisa naik sepeda. Ya sesekali jatuh gak apa-apalah, supaya dia belajar kalau suatu keberhasilan tidak selamanya mulus dan lancar, kadang juga bisa terjatuh dan sakit. Tapi jangan sampai hal itu membuat kapok untuk belajar lagi.
Karena sudah dilepas roda kecilnya, dan kebetulan pas beli tidak ada standarnya, jadi sepedanya harus disandarkan ke tembok saat diparkir. Tidak jarang juga si Kakak langsung jatuhin ke lantai. Bahkan sering terjatuh saat disandarkan. Ayahnya bilang akan belikan standar besok, waktu itu. Entah karena lupa saking sibuknya atau karena (mungkin) tidak terlalu penting, jadi baru kemarin dibelikan itu standarnya π. Iya betul baru kemarin hari sabtu π. Gak apa-apalah, yang penting bagi Kakak sekarang sepedanya sudah punya standar. Ya, standar baru. Kakak senang ibu pun turut gembiraπ.
Thursday, January 4, 2018
Liburan dan Wisata Kuliner Khas Pemalang
Ya, tahun pelajaran semester pertama 2017 sudah selesai. Itu artinya waktunya libur panjang untuk Kakak. Yeaaay ππ. Dan berita bagusnya lagi libur sekolah bertepatan dengan long weekend hari raya Natal. Saya pun bisa liburan juga hihi.
Libur tlah tiba
Libur tlah tiba
Hatiiiku gembira
Tidak kami sia-siakan, libur panjang kali ini kami gunakan untuk pulang ke kampung halaman. Sudah hampir 6 bulan ini sejak lebaran kami belum pulang. Kebetulan juga ada acara keluarga di sana. Sangat pas sekali momentumnya. Si Kakak pun tak henti-hentinya bertanya "sekarang tanggal berapa Ma?" setiap hari, karena memang saya sudah memberi tahunya bahwa kita akan pulang tanggal 24. Kakak sangat berantusias setiap kali mau pulang kampung. Rindu sama Mbah Uti dan tantenya, katanya.
Meskipun ada sedikit drama (antri tiketnya Masya Allah π’, bukan saya sih tapi paksu) sebelum kami berangkat untuk pulang kampung, akhirnya kami sampai juga di kampung halaman tercinta kami ini. Kampung halaman kami berada di kota kecil di antara Tegal dan Pekalongan. Ada yang tahu kota apa itu? Ya benar, Pemalang, kota kecil yang jarang sekali orang tahu tentang keberadaannya. Haha.
Tempat pertama yang ingin kami kunjungi di sini yaitu pantainya, Pantai Widuri. Kurang afdol sepertinya kalau pulang kampung tapi tidak ke pantai. Pergi ke pantai enaknya pagi hari karena suasananya masih adem dan sinar mataharinya pun menyehatkan kan kalo pagi-pagi. Di sana kita bisa makan nasi megono, tempe mendoan dan lotek khas Pemalang sambil menikmati indahnya pemandangan laut. Rasa makanan-makanan itu memang ngangenin.
Malam harinya kita ke alun-alun kota. Di sana waktunya nyenengin anak karena banyak odong-odong dan mainan anak. Di sana kita bisa sekalian wisata kuliner lagi lho. Ada nasi grombyang,lontong dekem, soto tauco, dan mie ayam khas Pemalang. Yang mau minuman hangat, ada juga lho wedang ronde dan sekoteng.
Selain itu, ada lagi makanan yang tidak boleh dilewatkan kalo pulang kampung, yaitu bakmi godhog nya Um Warto yang kebetulan sedesa dengan saya (Desa Bojongnangka). Rasa bakminya belum ada yang bisa ngalahin. Jadi tidak perlu jauh-jauh pergi ke kota kalo mau makan bakmi yang enak π. Bahkan di Jakarta pun saya belum pernah menemukan bakmi yang rasanya wah π.
Mie ayam pemalang, khususnya di desa saya, juga tidak boleh ketinggalan. Menurut saya mie ayamnya itu lain daripada yang lain. Kalo kata orang Pemalang itu mbleketaket kuahnya, agak-agak kental begitu dan mie nya itu besar-besar π. Sayangnya saya lupa ambil gambar mie ayamnya. Pokoknya maknyuss π.
Oya, ada juga lho kue basah khas Pemalang, yaiu kue kamir arab. Lho kok namanya kamir arab bukan kamir pemalang? Hihi.. iya namanya kamir arab karena yang jual itu kebanyakan tinggal di daerah kampung arab Pemalang π. Cocok banget buat oleh-oleh. Ada juga rempeyek kacang hijau yang bisa dibawa buat oleh-oleh. Biasanya saya bawa dua jajanan khas pemalang itu ke Jakarta, tapi kali ini ada satu jajanan yang baru saya tahu ada di kampung saya ini, yaitu kacang ngumpet namanya. Jadi saya bawa ini bersama kue semprong dan peyek kacang tanah.
Rasanya lumayan buat cemilan dan buat nemenin minum kopi atau teh.
Ya itulah sekilas tentang liburan sekaligus wisata kuliner saya dan keluarga di kampung halaman tercinta. Semoga bermanfaat π.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Reuni plus Family Trip - Klaten Part II
Di hari kedua, kami terlihat lebih kompak karena menggunakan baju yang sama. Yup, panitia sudah menyiapkan baju seragam buat kita semua. Ol...
-
Libur tlah tiba Libur tlah tiba Hatiiiku gembira Ya, tahun pelajaran semester pertama 2017 sudah selesai. Itu artinya waktunya libur pan...
-
IBU Kau adalah ibuku, malaikatku Tidak ada duanya dan tak akan tergantikan Kasih sayangmu tak pernah habis Sinar cintamu tak pernah pa...